Pages

July 12, 2013

Matius 10:16

Hello my virtual friends..

Setelah sekian lama absen menulis blog dikarenakan satu, dua, tiga dan banyak hal (hehehe..) akhirnya saya terpanggil kembali untuk mengisi blog ini dengan tulisan sederhana saya. Kiranya dapat menjadi berkat yaa..

Ada suatu istilah yang sering kita dengar dan tertulis dalam alkitab: “… Sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Matius 10:16). Saya yakin paling tidak kita pasti pernah mendengar atau membacanya 1 kali. Tapi tahu kah kita apa sebenarnya maksud dari Firman Tuhan ini? Mengapa Tuhan mengumpamakan firmanNya dengan memakai hewan ular dan merpati?

Mungkin juga sudah banyak penjelasan tentang ayat perumpamaan di atas dalam forum online, diskusi, khotbah, dan bentuk lainnya. Mungkin juga tidak jauh berbeda maknanya dengan apa yang akan saya uraikan. Walaupun demikian, kiranya tulisan ini bisa menjadi berkat dan kabar baik bagi yang membacanya.

Dalam kitab Matius 10:16 bagian pertama tertulis: “Lihat, AKU mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala…”. Dalam hal ini Tuhan menyatakan suatu yang tidak mudah. Kita diibaratkan seperti domba yang akan menghadapi kondisi yang sangat mencekam. Jika kita memikirkan kalimat bagian pertama yang tertulis dalam ayat ini adalah sangat mengerikan Tuhan mengutus kita untuk berhadapan dengan orang yang diumpamakan dengan serigala yang sangat buas. Pemikiran manusia pasti menganggap itu sama halnya dengan Tuhan mengirim manusia untuk menjadi korban santapan serigala.

Tapi hal itu Tuhan luruskan dengan bagian kedua dalam ayat ini: “…Sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Bagian kedua ayat ini memperjelas bahwa manusia yang diutus Tuhan ke tengah-tengah serigala bukan untuk pasrah begitu saja menantikan apa yang akan terjadi. Tapi Tuhan berfirman supaya kita cerdik seperti ular. Ular adalah hewan yang memiliki indra penciuman yang sangat tajam dan sangat peka dengan situasi yang berbahaya. Jika di sekelilingnya ada yang membahayakan dirinya, maka ular akan perlahan menjauh atau ular akan mengeluarkan bisanya sebagai senjata untuk melindungi dirinya. Demikian halnya dengan kita anak-anak Tuhan yang diutus dan akan diutus ke tempat yang tidak pernah kita pikirkan. Tuhan melengkapi kita dengan ‘senjata’ yang dikaruniakan kepada kita, yaitu akal. Jika ular saja bisa memakai akalnya untuk melindungi diri dari yang jahat, apalagi kita manusia yang dilengkapi banyak karunia. Kita harus peka terhadap sesuatu yang jahat, jika kita ‘mencium’ aroma kejahatan maka mintalah hikmat dari Tuhan agar kita dituntun ke jalan keselamatan. Tuhan pasti turun tangan.

Penggalan perumpamaan terakhir ayat ini adalah: “…tulus seperti merpati”. Inilah yang Tuhan inginkan dari manusia, kita memiliki ketulusan. Merpati adalah hewan yang organ pencernaannya tidak memiliki empedu layaknya hewan lain. Manusia juga dilengkapi Tuhan dengan organ empedu. Dengan empedu yang berfungsi dalam metabolisme pencernaan, manusia dapat merasakan rasa manis, asam, asin dan pahit ke dalam tubuhnya. Demikian halnya melalui ayat ini Tuhan mengajarkan agar kita tulus dalam segala sesuatu. Jika Tuhan melengkapi kita dengan akal, hendaklah akal itu dipakai untuk kebaikan, bukan kelicikan. Karena ketulusan tidak ada pada orang-orang yang licik. Lihatlah merpati yang tidak memiliki kantung empedu di tubuhnya, ia tidak membedakan rasa manis, asam, pahit bahkan racun yang masuk ke tubuhnya tidak sempat ‘mampir’ karena langsung di salurkan ke pembuangan. Kita bisa belajar dari merpati. Orang-orang yang tulus tidak akan mengingat dan menyimpan kepahitan, kekecewaan, benci, sakit hati, dendam dalam dirinya, sehingga hal-hal tersebut tidak menjadi racun dalam tubuhnya.

God Bless You

-Angelita-

No comments:

Post a Comment